"kapan sekolah kami lebih baik dari kandang ayam"
"Tanpa sebuah kepalsuan, guru artinya ibadah.
Tanpa sebuah kemunafikan,
Semua guru berikrar mengabdi kemanusiaan.
Tetapi dunianya ternyata tuli. Setuli batu.
Tidak berhati.Otonominya, kompetensinya, profesinya
hanya sepuhan pembungkus rasa getir,"
"Bolehkan kami bertanya,
apakah artinya bertugas mulia
ketika kami hanya terpinggirkan
tanpa ditanya, tanpa disapa?
Kapan sekolah kami lebih baik dari kandang ayam?
Kapan pengetahuan kami bukan ilmu kadaluarsa?
Mungkinkah berharap yang terbaik dalam kondisi yang terburuk?"
"Ketika semua orang menangis,
kenapa kami harus tetap tertawa?
Kenapa ketika orang kekenyangan,
kami harus tetap kelaparan?
Bolehkah kami bermimpi di dengar,
ketika berbicara?
Dihargai layaknya manusia?
Tidak dihalau ketika bertanya?
Tidak mungkin berharap dalam kondisi terburuk,"
"Sejuta batu nisan
guru tua yang terlupakan oleh sejarah.
Terbaca torehan darah kering:
Di sini berbaring seorang guru
semampu membaca buku usang
sambil belajar menahan lapar.
Hidup sebulan dengna gaji sehari.
Itulah nisan tua sejuta
guru tua yang terlupakan oleh sejarah,"
***
puisi Prof. Winarno Surahman dibacakan saat hut ke-60 pgri di gor manahan, solo, jawa tengah, minggu 27 november 2005. bait-baitnya membuat sang wakil presiden tersengat, meledaklah emosinya. berikut beberapa kutipan ucapan beliau diantaranya di ucapkan saat pidato sambutan dalam acara yang sama.
***
"Janganlah kita semua mengejek-ejek bangsa ini. Bangsa ini perlu semangat membangun. Guru pembentuk jiwa dan semangat bangsa," kata Kalla dengan nada keras dan penuh tekanan emosi.
"Memang sekolah kita belum luks, tetapi saya yakin sekolah kita tidak seperti kandang ayam," katanya tegas yang membuat ribuan guru terdiam.
Kalla juga mengingatkan bahwa semua komponen dan guru tidak boleh lagi mengejek-ejek kondisi yang ada. "Kalau tidak para guru yang menghargai. Siapa lagi?" katanya.
"Saya yakin masih banyak sekolah yang lebih baik dari itu (kandang ayam) dan saya yakin gaji anda memang belum cukup tetapi saya yakin gaji anda tidak hanya cukup untuk sehari," kata Kalla.
"Saya tidak suka itu. Masak guru besar seperti itu," kata Jusuf Kalla kepada pers di Bandara. Kalla mengaku sangat emosional karena yang diperlukan justru semangat para guru bukan sebaliknya. ***
borondong garing ider kota pilemburan
*makin bodohnya aku, karena ke"tahu"an ku*
0 Comments:
Post a Comment
<< Home