nyeot
[basi sih]
mukaan lagi catetan beberapa bulan kemarin, tercatet begini:
"bandung i'm in love, ga' ada yang lebih keren apa?"
itulah kata yang meluncur dari bibir seorang artis (ga ikhlas) muda yang membintangi film eiffel i'm in love, sendi aulia, ketika ditanya jeng ishkan dalam acara bintang selebritis, di rcti yang dipandu tika panggabean. kala itu jeng ishkan bertanya "apakah sendi mau, bila beradegan (melakukan adegan) ciuman dengan onal "extravaganza" dalam film yang berjudul bandung i'm in love".
yang menjadi masalah bukan karena gue dari sunda sehingga gue merasa tersinggung dengan pernyataan sendi tadi tentang bandung (ibu kota propinsi pasundan he he he), sama sekali bukan. gue hanya merasa tergelitik dengan intonasi sendi. setelah mendengarnya ada rasa kurang percaya diri apabila kita tidak menggunakan hal yang berbau luar negeri.
apa iya begitu ya?
mungkin iya, tadi janari, gue nonton acara sahur di sctv, kampung lele, feri tidak mengakui bapanya yang sangat indonesia, kadir, karena telah berucap pada seorang gadis, nirina, bahwa dia adalah anak seorang bule. terus dulu dalam sebuah milis, ada yang bilang gue bangga dengan suku dan bahasa sunda gue (yang bilang ya gue :D), dan ada yang jawab kalo dia paling bangga kalo dia ngomong bahasa inggris dalah sebuah forum internasional he he he... bukannya gue sukuis atau nasionalis, dulu gue ga sempet jawab, tapi apa tidak lebih bangga kalo kita memakai bahasa indonesia di forum internasinal atau kalo perlu bahasa daerah kita masing masing dan semua orang yang mendengarnya mengerti, ya minimal berusaha untuk mencari tau!! he he he.. itu kan lebih keyyeeen, tul ga?
untuk merasa pd dengan apa yang kita punya, mungkin kita butuj pengakuan dunia, banyak yang bisa kita lakukan, dalam kasus bahasa misalnya, yang gue bayangkan kita salin semua buku-buku ke dalam bahasa indonesia, setelah selesai semua, kita musnahkan buku-buku asli yang telah kita terjemahkan (seperti halnya bangsa monggol yang memusnahkan buku-buku di baghdad) :D, sehingga orang-orang mau ga mau kalo nyari referensi harus nyari buku kita dalam bahasa indonesia. atau kita racuni, (pake racun karena kalo pake madu ga enak, coba deh!), orang orang pinter negeri ini supaya kalo membuat presentasi mau memakai bahasa indonesia, menyampaikannya boleh deh pake inggris awal-awal.
ah ngelantur..
CAG
borondong garing ider kota pilemburan
mukaan lagi catetan beberapa bulan kemarin, tercatet begini:
"bandung i'm in love, ga' ada yang lebih keren apa?"
itulah kata yang meluncur dari bibir seorang artis (ga ikhlas) muda yang membintangi film eiffel i'm in love, sendi aulia, ketika ditanya jeng ishkan dalam acara bintang selebritis, di rcti yang dipandu tika panggabean. kala itu jeng ishkan bertanya "apakah sendi mau, bila beradegan (melakukan adegan) ciuman dengan onal "extravaganza" dalam film yang berjudul bandung i'm in love".
yang menjadi masalah bukan karena gue dari sunda sehingga gue merasa tersinggung dengan pernyataan sendi tadi tentang bandung (ibu kota propinsi pasundan he he he), sama sekali bukan. gue hanya merasa tergelitik dengan intonasi sendi. setelah mendengarnya ada rasa kurang percaya diri apabila kita tidak menggunakan hal yang berbau luar negeri.
apa iya begitu ya?
mungkin iya, tadi janari, gue nonton acara sahur di sctv, kampung lele, feri tidak mengakui bapanya yang sangat indonesia, kadir, karena telah berucap pada seorang gadis, nirina, bahwa dia adalah anak seorang bule. terus dulu dalam sebuah milis, ada yang bilang gue bangga dengan suku dan bahasa sunda gue (yang bilang ya gue :D), dan ada yang jawab kalo dia paling bangga kalo dia ngomong bahasa inggris dalah sebuah forum internasional he he he... bukannya gue sukuis atau nasionalis, dulu gue ga sempet jawab, tapi apa tidak lebih bangga kalo kita memakai bahasa indonesia di forum internasinal atau kalo perlu bahasa daerah kita masing masing dan semua orang yang mendengarnya mengerti, ya minimal berusaha untuk mencari tau!! he he he.. itu kan lebih keyyeeen, tul ga?
untuk merasa pd dengan apa yang kita punya, mungkin kita butuj pengakuan dunia, banyak yang bisa kita lakukan, dalam kasus bahasa misalnya, yang gue bayangkan kita salin semua buku-buku ke dalam bahasa indonesia, setelah selesai semua, kita musnahkan buku-buku asli yang telah kita terjemahkan (seperti halnya bangsa monggol yang memusnahkan buku-buku di baghdad) :D, sehingga orang-orang mau ga mau kalo nyari referensi harus nyari buku kita dalam bahasa indonesia. atau kita racuni, (pake racun karena kalo pake madu ga enak, coba deh!), orang orang pinter negeri ini supaya kalo membuat presentasi mau memakai bahasa indonesia, menyampaikannya boleh deh pake inggris awal-awal.
ah ngelantur..
CAG
borondong garing ider kota pilemburan
0 Comments:
Post a Comment
<< Home