Tuesday, January 11, 2005

Miceun Runtah??

Hari ini "uing" masuk kantor siang, ga enak juga sama teman satu kantor, habis kemarin abis bolos. he he he ... emang kantor "uing" tapi ketah ukur bagian uing nu kitu mah, rada-rada bebas tina jam kerja. Hari ini mah masuk telat teh ada alasan yang beralasan, (apa coba), soalnya ada tugas dari kantor untuk mencari data-data tentang Aceh dan Sumatera Utara, data ini penting keur pembanding kondisi Aceh dan Sumatera Utara Sebelum dan Sesudah bencana yang paling menghebohkan abad ini, Gempa berkekuatan 8.9 Richter yang disusul oleh terjadinya gelombang tsunami yang memporakporandakan Sumatera bagian utara dan menelan korban ratusan ribu orang.
Memang bencana ini tidak ada hubungan sebab akibat dengan apa yang dilakukan oleh manusia, bencana ini murni bencana alam yang merupakan kehendak Allah SWT. Tapi banjir yang selalu melanda jakarta selama beberapa tahun ini adalah kehendak Allah yang merupakan akibat dari perbuatan manusia penghuninya (mungkin bukan hanya penghuni kota jakarta saja), misalnya akibat dibangunnya wilayah serapan air menjadi perumahan-perumahan dan mall, dirusaknya taman-taman kota, dan penyebab-penyebab lain, diantaranya adalah tidak ada kesadaran untuk membuang sampah dengan baik dan benar. Mungkin kesadaran ini bukan hanya semata-mata kesalahan dari masyarakat saja, tapi juga ketidakbecusan pemerintah dalam menyediakan dan pengelolaan sarana dan prasarana pembuangan sampah di ibu kota negara tercinta ini. Hal ini dapat kita lihat dari kurang terurusnya tempat sampah yang sudah ada sehingga hampir semuanya dalam keadaan rusak, minimnya tempat pembuangan samapah sehingga apabila akan membuang samapah kita harus mencari dalam waktu yang cukup lama, terjadinya penolakan oleh warga dalam pembuatan TPST di Bojong, dll.
Kesadaran membuang sampah warga jakarta memang sangat sangat minimal, ini dapat dilihat dari banyaknya sampah yang bertebaran di seluruh pelosok wilayah Jakarta. Warga Jakarta dapat dengan santainya membuang sampah dari dalam mobil langsung ke jalanan, misalnya struk pembayaran tol dibuang langsung setelah keluar dari gerbang, tisu, sisa-sisa makanan dan minuman langsung dibuang dari jendela mobil mereka yang sedang melaju di jalanan tanpa ekspresi bersalah di wajah mereka. Wah bila keadaan ini berlangsung terus menerus bisa bisa jakarta berubah menjadi TPST bukan yang akan di bangun di bantar gebang. Maka sadarlah, mulailah dari diri sendiri, buanglah sampah yang benar biar Jakarta tidak menjadi TPA kali ya bukan TPST!!!!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home